LIMBOTO – fenomena gerhana bulan terjadi, pada selasa tanggal 8 November 2022. Untuk mensyukuri kebesaran Allah. SWT masyarakat khususnya jamaah di masjid agung Baiturahman Limboto melaksanakan sholat gerhana bulan dan bertindak sebagai khotib Ustaz H. Ruly Henga.

Kepala Dinas Kominfo Dr, Sumanti Maku, Dengan adanya Gerhana Bulan, para ahli lingkungan mampu melihat indikasi tinggi rendahnya suatu polusi udara. Indikatornya apabila warna bulan semakin merah, maka tingkat polusi udaranya juga semakin tinggi.

“ Manusia jadi bisa melihat corona matahari yang tidak bisa dilihat saat keadaan tidak gerhana bulan, inilah hikmanhya,” ujar Sumanti usai melaksanakan sholat gerhana tersebut.

Menurut Sumanti, shalat Khusuf berjamaah dilaksanakan sebagai bentuk taqwa dan tawadhu kepada Sang Pencipta yang telah mengatur alam ini dengan penuh keajaiban fenomena alam.

“Kita saksikan bersama-sama begitu banyak fenomena alam yang terjadi silih berganti, itu menunjukkan keMaha Besaran Allah SWT terhadap ciptaannya,” katanya penuh tajub.

Kita lihat, katanya melanjutkan, ada gerhana matahari, gerhana bulan, kedatangan meteor, hujan meteor, dll. “Itu semua kita ambil hikmahnya, pelajaran pada diri kita untuk meyakini kebesaran Allah. Tidak ada yang tidak mungkin dilakukan Allah,” katanya lagi.

“Untuk itu, mari kita syukuri fenomena alam yang terjadi dengan berprasangka baik kepada Tuhan pencipta alam ini dengan bersujud di masjid atau di surau secara berjamaah,” ajaknya.

Liputan: Irfan Mohamad